Wawancara

Dini: Ikut Kepesertaan JKN-KIS Sama Seperti Sedekah

SERANG, – Sempat terhimpit masalah ekonomi karena hasil usahanya turut terdampak wabah virus Covid – 19, tidak menyurutkan Dini Aeranti (40) untuk terus membayarkan iuran Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) Ia dan Keluarganya.

Menurutnya memiliki jaminan kesehatan dengan situasi seperti saat ini sangat penting. Sebab, biaya pelayanan kesehatan cukup tinggi. Namun semua terbantahkan bila kita memiliki jaminan kesehatan, setiap orang yang terkena penyakit dapat terhindar dari resiko kesulitan finansial.

“Sakit itu tidak bisa diprediksi dan tidak bisa diukur biayanya. Apakah saat kita punya tabungan? atau tidak. Kalau sudah ikut kepesertaan BPJS kita sudah tidak perlu memikirkan itu lagi”, ungkap Dini.

Dini juga menjelaskan bahwa adanya gotong royong di program JKN-KIS membuat program ini sangat bermanfaat bagi banyak orang. Sehingga, dirinya tidak ragu mengikuti program tersebut karena sama seperti sedekah bagi yang membutuhkan.

“Jujur saya senang punya kartu KIS ini. Karena, sudah tidak perlu lagi pusing mikir biaya berobat. Terus saya niatkan iuran yang dibayar dianggap sedekah saya dan keluarga,” jelas wanita paruh baya tersebut saat dijumpai (13/05).

Selama menjadi peserta mandiri sejak 2016 dikarenakan Sang Suami beralih profesi menjadi pedagang dari karyawan swasta, Dini mengaku baru beberapa kali menggunakan manfaat dari kartu saktinya itu (*red KIS) untuk berobat batuk pilek sang buah hati.

“Selama menggunakan manfaat program JKN-KIS saya merasa pelayanan sangat baik, ramah, tidak dibeda-bedakan dan tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan. Sangat membantu bagi rakyat cilik,” Tambahnya.

Program JKN memang mendorong kita untuk hidup bergotong-royong menolong sesama, seperti halnya yang dilakukan oleh Dini Aeranti warga Banjar Agung Kota Serang yang meniatkan rutin membayar iuran JKN-KIS sebagai sedekah Ia dan Keluarganya. Mari jadikan ibadah puasa dan hari raya anda lebih berkah dengan membayar iuran JKN-KIS tepat waktu. (DM/red)

Harita.id