Oleh : Yusup Junaedi (Dosen STKIP La Tansa Mashiro)
LEBAK – Di era disrupsi ditambah dengan menyebarnya Covid-19 dibelahan dunia yang telah dinyatakan oleh WHO sebagai pandemi. Pemanfaatan teknologi memiliki peranan penting untuk ditingkatkan pada dunia pendidikan. Saat ini dunia pendidikan terus berbenah dengan untuk mengembangkan strategi pembelajaran online melalui pemanfaatan teknologi (Kapasia, 2020; Sutton, 2020).
Salah satu pengembangan pembelajaran adalah pembelajaran hybrid yang didefinisikan sebagai desain belajar yang mengacu pada kombinasi tatap muka, jarak, atau metode penyampaian online. Namun masih banyak kendala yang menyebabkan kurang efektifnya pembelajaran hybrid seperti minimnya keterampilan siswa dan guru, dalam pemanfataan teknologi, dan kualitas internet yang kurang memadai.
Selain itu di era yang perkembangan teknologi semakin pesat ini, permasalahan yang dihadapi siswa semakin kompleks sehingga perlu mengoptimalkan kemampuan berpikir 4C (Creative thinking, Critical thinking, Communication, Collaboration). Salah satu kemampuan yang berperan penting ialah kemampuan berpikir kreatif karena dapat memberikan gagasan baru dalam menyelesaikan permasalahan matematika.
Oleh karenanya penulis melakukan penelitian untuk menganalisis tingkat kemampuan berpikir kreatif matematis siswa SMP pada materi bangun ruang sisi datar pada pembelajaran hybrid. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Banjarsari melalui pembelajaran hybrid dengan jumlah subjek penelitian 32 siswa kelas VIII.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa siswa dengan tingkat kemampuan berpikir kreatif matematis tinggi cenderung dapat menyelesaikan soal bangun ruang sisi datar secara keseluruhan dengan tepat. Siswa dengan tingkat kemampuan berpikir kreatif matematis sedang cenderung dapat menyelesaikan jawaban yang tepat pada indikator keaslian dan kerincian dan hanya menyelesaikan satu jawaban tepat pada indikator kelancaran, dan keluwesan.
Sedangkan siswa yang memiliki tingkat kemampuan berpikir kreatif matematis rendah cenderung memberikan jawaban yang tidak lengkap dan tidak tepat pada indikator keaslian, kelancaran, keluwesan, tetapi pada indikator kerincian dapat memberikan satu jawaban.
Itulah tulisan singkat mengenai hasil penelitian tentang tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa SMP pada pembelajaran hybrid. Semoga bisa bermanfaat. ***