Oleh : Moh. Rizal Umami, M. Pd
(Dosen STKIP La Tansa mashiro)
Lebak – Matematika sebagai bagian keilmuan dengan sifat yang pasti atau eksak, tidak hanya itu matematika juga merupakan ilmu tentang ikatan antara bilangan serta prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian permasalahan mengenai bilangan. Pentingnya pembelajaran matematika tidak hanya dipahami di kelas, namun sangat dekat juga dengan kehidupan sehari-hari.
Maka dari itu, ada tuntutan bagi siswa mempunyai kemampuan berpikir kritis, kreatif, logis serta teliti dalam pemecahan permasalahan matematika. Menurut (Netriwati, 2016) bahwa pemecahan permasalahan ialah bagian dari keterampilan yang penting dalam pengajaran matematika. Namun berdasarkan hasil observasi yang dilakukan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa masih rendah yaitu dengan rata-rata kemampuan pemecahan masalah sebesar 16,30%.
Pada umumnya siswa menganggap matematika adalah salah satu pelajaran yang sulit dan menakutkan. Siswa bisa dikatakan sanggup dalam memecahkan masalah bila siswa bisa menguasai pokok dari permasalahan tersebut.
Mengacu hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap kelas VII SMP Plus Mathla’ul Anwar Cibuah dan di dampingi oleh guru yang mengampu mata pelajaran matematika disekolah tersebut ditemukan permasalahan kemampuan memecahkan permasalahan matematis siswa masih digolongkan rendah, sedangkan kemampuan pemecahan masalah itu sangat penting dimiliki oleh setiap siswa, Sumarno (Lestari, 2020).
Kemudian peneliti melakukan penelitian kurang lebih 1 bulan disekolah tersebut dengan subjek penelitian sebanyak 30 siswa dengan cara melakukan pendekatan dan metode pembelajaran terhadap siswa maka diperoleh data hasil analisis pada tingkatan kemampuan pemecahan masalah matematis berdasarkan ketercapaian siswa yang berkemampuan tinggi telah tercapai targetnya secara sangat baik, hal ini dikarenakan siswa ada kemampuan melakukan empat langkah dalam melakukan pemecahan masalah.
Untuk siswa yang berkemampuan sedang pada penyelesaian soal berdasarkan prosesnya yaitu siswa tidak memiliki kemampuan dengan baik, dibuktikan siswa tidak bisa melaksanakan penyelesaian soal. Kemudian siswa yang berkemampuan rendah terdapat bahwa siswa belum mampu melaksanakan keempat langkah dalam melakukan pemecahan masalah.
Setelah menganalisis berdasarkan tes dan wawancara diketahui hasil tes lebih kecil dari hasil wawancara. Maka dapat simpulakan bahwa kemampuan pemecahkan permasalahan matematis siswa kelas VII SMP Plus Mathla’ul Anwar Cibuah digolongkan rendah.
Faktor penyebab rendahnya kemampuan pemecahan masalah siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada materi himpunan, dikarenakan kurangnya pemahaman siswa tentang bagaimana langkah untuk menyelesaikan soal cerita pada materi himpunan tersebut.
Itulah tulisan singkat mengenai hasil penelitian tentang kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VII pada materi himpunan. Semoga bisa bermanfaat. *