HARITA.ID – Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB Foundation) menggelar kegiatan Asah Digital 3.0 di Aula Moodcourt Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala (USK) pada tanggal 14 November 2023.
Kegiatan ini menyasar anak muda di seluruh Indonesia, termasuk di Aceh.
Wakil Dekan Dua Fakultas Hukum USK, Sri Walny Rahayu, mengatakan bahwa kegiatan ini penting dilakukan untuk mempersiapkan generasi emas.
“Kami melibatkan generasi Z karena di pundak kalian inilah harapan kami untuk membentuk generasi emas. Apalagi kita kedepan akan menghadapi pesta demokrasi,” kata Sri Walny, di Aula Moodcourt, Selasa 14 November 2023.
Sri Walny mengatakan bahwa generasi Z sangat erat kaitannya dengan digital.
Hal ini dapat dilihat dari berbagai aspek, seperti penggunaan media sosial, jual beli online, hingga penyebaran informasi.
“Namun, hal ini juga menimbulkan dampak negatif, seperti penyebaran hoaks dan penipuan,” kata Sri Walny.
Kebijakan Publik Meta Indonesia, Dessy Sukendar, mengatakan bahwa Meta Indonesia berkomitmen membangun komunikasi yang baik di Indonesia.
“Kami menggunakan platform Meta untuk edukasi peran aktif pemuda menerapkan kemampuan digitalnya,” kata Dessy.
Ketua YCAB Foundation, Steven Andrian R Onsoe, mengatakan bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan Meta sejak tahun 2016.
“Tujuan kita adalah memberikan sosialisasi sebagai warga digital yang baik,” kata Steven.
Steven mengatakan bahwa peran pemuda sangat besar dalam pesta demokrasi.
Hal ini karena 52% dari seluruh masyarakat Indonesia tercatat sebagai pemilih pemula.
“Acara ini kita buat bagaimana pemilih pemula aktif dalam menyukseskan Pemilu 2024,” kata Steven.
Sekretaris Wali Nanggroe Aceh, Tarmizi, mengatakan bahwa Pemerintah Aceh mendukung kegiatan Asah Digital 3.0.
“Kami yakin kegiatan ini bisa menghadirkan dampak positif bagi warga Aceh terlebih pemuda,” kata Tarmizi.
Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat KIP Aceh, Hendra Dermawan, mengatakan bahwa Pemilu adalah sarana konflik yang legal untuk memperebutkan kekuasaan.
“Maka negara akan baik-baik saja, jika kita memilih pemimpin yang benar-benar berintegritas,” kata Hendra.
Perkumpulan Untuk Pemilihan Umum dan Demokrasi (Perludem), Amel, mengatakan bahwa ada isu krusial pada tahapan kampanye Pemilu 2024, yaitu kampanye hitam di media sosial.
“Kampanye hitam di media sosial ini dapat berupa penyebaran informasi bohong, hasutan kebencian dan hasutan kekerasan, pengusikan hak pemilih, intimidasi, doxing, dan eksploitasi data pribadi pemilih,” kata Amel.
Amel mengajak masyarakat sipil untuk melawan informasi bohong di media sosial dengan meluhat konten edukasi yang kredibel. (Zar/Red)







