HARITA.ID – Dalam rangka memperingati Hari Keluarga Nasional ke-30, BKKBN Banten menyelenggarakan Temu Mupen Jawara (Jawa – Sumatera) di halaman Lanal Banten, Kota Cilegon, pada Senin 03 Juli 2023.
Acara Mupen Jawara ini dihadiri oleh berbagai tokoh, termasuk Deputi Bidang ADPIN BKKBN RI Sukaryo Teguh Santoso, Sekban BKKBN Banten Yuda Ganda Putra, Danlanan Banten Kolonel Laut (P) Dedy Komarudin.
Acara Temu Mupen Jawara yang diselenggarakan oleh BKKBN Banten ini, menjadi salah satu langkah strategis dalam upaya penanggulangan stunting di Banten.
Melalui penyuluhan kepada keluarga berisiko stunting, pelayanan terpadu bangga kencana, dan kolaborasi dengan berbagai pihak, diharapkan angka stunting di Banten dapat diminimalisir.
Selain itu, upaya ini juga mendukung visi Indonesia emas pada tahun 2045 dengan menyiapkan generasi unggul yang bebas dari masalah stunting.
Deputi Bidang ADPIN BKKBN RI, Sukaryo Teguh Santoso mengatakan, kegiatan ini tidak hanya menyediakan edukasi mengenai stunting, tetapi juga memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat.
Salah satu bentuk pelayanan yang disediakan adalah pelayanan keluarga berencana (KB) gratis, hingga pemberian gizi spesifik dari para donatur atau bapak asuh stunting.Selain itu, dalam acara ini juga dilakukan pengukuhan duta generasi berencana di Kota Cilegon.
“Duta-duta generasi berencana ini bertugas mempersiapkan generasi muda yang siap memasuki jenjang berkeluarga, termasuk kesiapan untuk hamil sehat,” katanya.
Sukaryo Teguh Santoso menekankan pentingnya penyiapan generasi unggul yang bebas dari masalah stunting untuk mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
Oleh karena itu, penanganan stunting harus menjadi perhatian utama bagi pemerintah dan semua pihak terkait.
Sementara, Sekban BKKBN Banten, Yuda Ganda Putra, menyatakan bahwa dalam penanganan stunting di wilayah Banten, BKKBN Banten bekerja sama dengan berbagai pihak dari lintas sektoral.
Termasuk pada kegiatan kali ini, sejumlah layanan dan bantuan diberikan kepada masyarakat, seperti pelayanan KBM KJP, Implan, rehab rumah, bantuan dulur penting, bantuan dari Baznas, dan pembagian makanan sehat.
“Pelayanan ini diharapkan memberikan manfaat langsung kepada masyarakat, khususnya bagi keluarga berisiko stunting dan anak-anak yang terkena stunting,” ujarnya.
Yuda menyampaikan BKKBN Banten juga telah menyediakan mobil pelayanan yang diadakan untuk sosialisasi, dan edukasi terkait bangga kencana serta percepatan penanganan stunting.
Mobil unit mupen ini memiliki keunikan, yakni bisa melayani curhat atau konseling keluarga, yang bertujuan untuk lebih mendekatkan diri kepada masyarakat, terutama anak-anak generasi muda.
Lebih lanjut, Yuda menjelaskan bahwa untuk mempercepat penanganan stunting di Banten, BKKBN Banten telah membentuk tim pendamping keluarga sebanyak 24.408 orang yang tersebar di delapan kabupaten/kota di Banten.
“Tim pendamping keluarga ini terdiri dari bidan, dan tim penggerak PKK yang akan memberikan pendampingan kepada keluarga berisiko stunting,” ujarnya.
Selain itu, BKKBN Banten juga membentuk tim percepatan stunting yang terdiri dari dinas-dinas terkait, dan pihak swasta yang turut berperan sebagai bapak stunting.
“Dengan adanya kolaborasi antara berbagai pihak, diharapkan dapat tercipta lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak yang bebas dari masalah stunting,” ucapnya.
Yuda menyampaikan harapannya bahwa di masa depan, tidak akan ada lagi keluarga di Banten yang berpotensi mengalami stunting, dan tidak akan ada lagi anak-anak yang terkena stunting.
Sehingga, cita-cita memiliki generasi muda yang sehat, cerdas, dan berpotensi menjadi tulang punggung pembangunan di masa depan dapat terwujud.
“Dengan demikian, kita berharap besar bahwa generasi muda di Banten akan menjadi generasi unggul pada tahun 2045,” terangnya.
Yuda menegaskan, BKKBN Banten akan terus berkomitmen untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan serupa dan meningkatkan upaya pencegahan dan penanganan stunting di wilayah Banten. (Zar/Red)







