LEBAK, – Ketua Serikan Media Siber Indonesia (SMSI) Provinsi Banten Lesman Bangun mendorong obyek wisata yang ada di Desa Sawarna, Kabupaten Lebak semakin dikenal hingga ke kancah Internasional.
Hal tersebut diperkuat karena Sawarna saat ini telah masuk dalam 15 besar terbaik di ajang Wonderful Indonesia Awards (WIA) 2025 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata.
“Tentu kita juga merasa bangga jika ada obyek wisata di provinsi banten yang menjadi tujuan wisatawan mancanegara. Maka melalui publikasi pariwisata kita dorong agar Bayah semakin dikenal di kancah dunia,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Sawarna, Iwa Sungkawa, menyampaikan optimisme desa tersebut dapat kembali meraih gelar juara. Iwa menekankan bahwa kunci keberhasilan Sawarna adalah perjuangan sejarah desa dan peran masyarakat setempat yang menjadi pelaku utama pariwisata.
“Yang terbesarnya adalah bagaimana peran masyarakat terhadap dunia pariwisata, karena 99 persen pelaku pariwisata adalah pelakunya masyarakat Sawarna sendiri,” ujar Iwa, usai mengikuti pembukaan Musporv SMSI Banten periode 2025-2029.
Menurutnya, Sawarna memiliki rekam jejak juara yang mengesankan, yang menjadi dasar kuat untuk target di WIA 2025. Tahun 2024 (Kementerian Desa PDTT), berhasil menembus 15 besar nominasi dan akhirnya dinobatkan sebagai Juara 1 Lomba Desa Wisata Nusantara (LDWN) 2024 kategori desa berkembang. Tak hanya itu, BUMDES Sawarna juga meraih penghargaan Juara 2 Nasional kategori BUMDES Inovatif.
Kemudian, Tahun 2025 (Kementerian Pariwisata), Saat ini, Sawarna telah masuk kategori 15 besar terbaik dalam ajang Indonesia Wonderful World Tour Award 2025, khususnya dalam kategori gaya tarik wisata.
“Harapan saya demikian (menjadi juara lagi), karena Sawarna terus harus didengar atau didengarkan bahwa Sawarna juga bisa sama-sama istilahnya bisa dilihat baik misalkan oleh domestik atau mancanegara,” kata Iwa.
Daya tarik utama Sawarna yang menjadi modal utamanya antara lain, Ombak Selancar Internasional, pantai yang menarik minat wisatawan mancanegara untuk surfing, terutama pada bulan Juni, yang dikenal memiliki ombak besar yang cocok untuk selancar.
Meskipun potensi wisatanya besar, Iwa menyoroti tantangan utama akses jalan. Ia berharap pemerintah kabupaten dapat memprioritaskan perbaikan jalan-jalan masuk menuju area wisata, khususnya dari Simpang Siawi dan Simpang Sibayak, yang memiliki tanjakan curam, demi kenyamanan wisatawan.
Iwa juga berharap ada dukungan untuk mengadakan lebih banyak event surfing berskala nasional, mengingat potensi ombak dan kemampuan peselancar lokal. ***







