LEBAK – Realisasi pembangunan Rumah Produksi dan Galeri Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kelurahan Rangkasbitung Barat, Kecamatan Rangkasbitung, diduga mengalami keterlambatan realisasi. Pengelola kegiatan tempuh jalur addendum atau perpanjangan kontrak selama 30 hari kedepan.
“Dua bulan kemarin cuaca hujan tidak merata. Sehingga, pelaksanaan pembangunan Rumah Produksi dan Galeri UMKM mengalami keterlambatan realisasi,” kata Koordinator Kotaku, Yanto saat dihubungi melalui sambungan selulernya di Rangkasbitung, Rabu (2/12/2020).
Dijelaskan Yanto, kebetulan pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG untuk mengetahui kapan berhentinya intensitas hujan di Lebak Banten ini.
“Akibat kondisi hujan yang tidak merata. Menyebabkan terhambatnya pembangunan Rumah Produksi Galeri UMKM di Lebak,” ujarnya.
Menurutnya, perpanjangan kontrak kerja pada kegiatan tersebut, tentu jika dihitung secara global dari awal, yakni selama 150 hari yang terhitung dari Bulan Januari hingga akhir Desember 2020 kedepan.
“Mengenai kepastian tanggalnya saya tidak mengetahui. Karena, yang kontrak kerjanya ada di pihak Balai dan Badan Keswadayaan Masyarakat atau BKM,” ujar Yanto tanpa menyebutkan secara rinci Balai yang dimaksud.
Pada dasarnya tambah Yanto, adanya perpanjangan kontrak kerja, tentu pelaksana kegiatan tengah mengejar pekerjaan yang saat ini tinggal beberapa persen lagi.
“Pekerjaan saya banyak dan pembangunan Rumah Produksi Galeri UMKM di Lebak belum seberapa besar dibandingkan pekerjaan yang saat ini kita kerjakan,” ungkapnya.
Dihubungi melalui sambungan seluler, Ketua BKM Ciberang, Wawan membenarkan jika pekerjaan yang tengah berjalan belum tercapai target. Hal ini, penyebabnya, yakni musim hujan.
“Pekerjaan sekarang tinggal sekitar 20 persen lagi dan dalam waktu dekat akan terealisasi,” kilahnya.
Sebelumnya diberitakan, pembangunan Rumah Produksi dan Galeri Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kelurahan Rangkasbitung Barat, Kecamatan Rangkasbitung, diprediksi tidak akan sesuai target. Penyebabnya, diduga adanya pengendalian pembelanjaan material yang di intervensi dari tim pengawasan, yakni konsultan setempat.
“Informasinya, diduga jika konsultan yang mengatur sepenuhnya keuangan dan memiliki kuasa memegang kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Ciberang,” kata BH salah seorang warga setempat saat ditemui di lokasi kegiatan, Kamis (19/11/2020).
Dijelaskan BH, selain diduga adanya intervensi soal keuangan oleh konsultan, untuk pemenang tender atau lelang pengerjaan rangkabajanya, terindikasi adanya kerjasama dengan pengelola kegiatan.
“Pengerjaan Rumah Produksi dan Galeri UMKM ini, prediksi saya tidak akan sesuai target. Sebab, fungsi KSM tidak berjalan efektif. Bahkan, diduga hanya sebatas tameng,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM), ACH. Ruswandi membenarkan jika prediksi salah seorang warganya yang mengkritisi pengerjaan Rumah Produksi dan Galeri UMKM ini tidak akan sesuai target.
“Untuk realisasi pembangunan saat ini, baru tercapai sekitar 75 persen. Penyebabnya, selain terbenturnya dengan cuaca hujan. Kemudian, adanya pengendalian pembelanjaan kebutuhan material yang diatur oleh konsultan,” ujarnya.
Dijelaskannya, setiap adanya kebutuhan pembelian material harus berdasarkan instruksi atau perintah dari konsultan. Terlebih, pengendalian keuangannya pun diatur sama konsultan.
“Biasanya pencairan keuangan untuk pembayaran bahan material dilakukan setiap satu pekan sekali,” ungkapnya.
Disinggung jika pekerjaan ini tidak terealisasi dengan ketentuan batasan kontrak, BH menegaskan, bahwa pihaknya akan mengajukan addendum atau perpanjangan kontrak.
“Mengenai pemegang buku rekening, jelas konsultan tidak memegangnya. Namun, yang mengendalikan keuangannya memang konsultan,” ungkapnya.
Pemegang buku rekening, tambah ACH, yakni Koordinator KSM, Agung. Sedangkan, informasi yang memegang buku rekening mengarah terhadap konsultan, itu tidak benar. Tapi, jika ATM pihaknya tidak mengetahuinya.
“Kalau saya hanya menjalankan tugas sebagai pengawas. Jadi, tidak mengetahui soal siapa yang pegang anggaran (uang-red),” tukas ACH.
Di hubungi melalui sambungan seluler, Konsultan Ekonomi, Toyib belum memberikan respon. Meski, sudah disampaikan identitas diri.
“Dengan siapa saya berbicara, keperluannya apa,” singkat Toyib seraya menyertakan alunan suara musiknya di tengah pembicaraan.
Terpisah, Ketua KSM Ciberang, Agung dalam sambungan selulernya mengaku jika koneksinya kurang jelas.
“Maaf sinyalnya putus-putus,” singkatnya.
Berikut rincian kegiatan program Kotaku yang berkontribusi untuk meningkatkan penghidupan masyarakat. Jenis pekerjaan, Rumah Produksi dan Galery UMKM dengan volume 1 unit (30M X 20 M). Lokasi, Kampung Sentral, RT 02/RW 11. Tahun anggaran 2020. Biaya Rp. 1.343.840.000, Sumber Dana BPM Rp. 995.000.000 dan Swadaya Masyarakat Rp. 348.840.000 dengan waktu pelaksanaan selama 120 hari yang terhitung dari Agustus hingga November 2020 kedepan.
(Dm/red)







