HARITA.ID – Deni Setiadi, seorang calon legislatif muda dari PKS DPR RI Banten 2, mengajukan usulan kepada Ketua Majelis Syuro partainya. Usulan ini berkaitan dengan pemilihan calon wakil presiden (cawapres) dalam pemilihan umum mendatang.
Deni Setiadi mengusulkan penolakan terhadap Muhaimin Iskandar sebagai cawapres yang akan mendampingi Anies Baswedan dalam kontestasi politik yang akan datang.
Hal tersebut karena, Alasannya adalah Muhaimin Iskandar masih dianggap sebagai representatif Pemerintah saat ini. Hal ini tentu tidak sejalan dengan semangat Perubahan yang menjadi narasi utama Calon Presiden Anies Baswedan
“Kami percaya bahwa saat ini, masyarakat membutuhkan visi perubahan yang kuat dan pemimpin yang mampu menyatukan berbagai elemen dalam masyarakat. Anies Baswedan telah menunjukkan komitmennya terhadap perubahan dan persatuan,” kata Deni Setiadi.
Deni Setiadi yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum KAMMI Banten menegaskan bahwa usulannya didasarkan pada aspirasi dan keyakinan akan pentingnya menghadirkan pemimpin yang memiliki visi perubahan yang kuat.
Ia juga berharap partainya akan mempertimbangkan dengan cermat setiap langkah dalam memilih cawapres untuk mencapai tujuan bersama dalam pemilihan umum mendatang.
Pemilihan cawapres adalah bagian penting dari proses demokrasi, dan usulan Deni Setiadi mencerminkan keragaman pendapat yang ada dalam partai politik.
“Partai harus melakukan pertimbangan matang sebelum mengambil keputusan akhir terkait cawapres,”tegasnya.
Selain itu, Gus Muhaimin dalam beberapa survei masih sangat kecil potensinya sebagai Cawapres.
Apalagi, lanjut Deni,sedangkan Anies butuh sosok cawapres yang bisa memberikan tambahan suara untuk bisa menang.
Maka oleh sebab itu,Diterangkan Deni,disisi lain, ketua umum PBNU berulang kali menyampaikan tidak ada calon dari NU, ini seolah pesan bahwa suara Nahdliyyin tidak bisa diklaim oleh siapapun untuk kepentingan politiknya.
“Dalam survei Cawapres Gus Muhaimin dinilai kecil potensi untuk meraih kemenangan. Apalagi, Ketua PBNU sering menyampaikan pidatonya bahwa tidak ada calon dari NU. Sedangkan realitanya Gus Muhaimin juga turut mendampingi Anies. Makanya saya harap kepada Parpol untuk bisa mengkaji kembali terkait pasangan Anies Baswedan,”tandasnya. (Zar/Red)