HARITA.ID – Kejaksaan Tinggi Banten bakal menindak tegas dalam penimbunan beras di wilayah Provinsi Banten.
Kepala Kejaksaan Tinggi Banten,Didik Farhan, mengatakan,pihaknya akan melakukan gerak cepat dalam interuksi Kejagung melalui Pasintel Kejagung RI dalam proses penindakan secara tegas pada proses penimbunan beras di wilayah hukum Provinsi Banten.
“Bahwa bapak Jaksa Agung itu suatu konsen melakukan penggeledahan mafiah tanah dan kemudian maraknya minyak goreng. Yang dimana untuk di perintahkan hal itu karena untuk segera melakukan penegakan hukum supaya membantu kondisi yang perlu di perlukan. Seperti yang tadi penimbunan beras yang sudah di tetapkan oleh Polda Banten dalam 4 kasus yang terjadi penimbunan beras atau mengganti beras bulog di bungkus dengan bungkusan beras primium. Nanti interuksi dari Jaksa Agung pasintel Kejagung RI kita akan segera melakukan penindakan secara tegas,” ungkap Didik Farhan saat konferensi pers di Kejati Banten, Rabu 8 Maret 2023.
Kemudian dari pada itu, lebih lanjut kata Didik, seperti yang di polda Banten apabila memang di temukan kasus pada penimbunan beras maka itu ranahnya masuk ke Tindak Pidana Umum. Maka kata Didik bahwa Kejati Banten akan melakukan koordinasi dengan Kapolda Banten terkait adanya potensi pidana khusus korupsi.
“Nah sama kayak Kapolda Banten tadi bahwa nanti akan di masukan ke TPPU. Seperti kemarin misalkan kasus lahan hutan yang tanpa izin yang mulai di korupsikan bisa itu kita terlaksana yang memang sudah memenuhi unsur pada Tindak Pidana Korupsi (Tpikor),” jelasnya.
Diungkapkan Didik bahwa tugas Kejati Banten sama seperti dengan Polda Banten dalam memberantas kasus korupsi yang kerap terjadi di Banten. Apalagi permasalahan beras ini menjadi perhatian dirinya untuk masyarakat Banten untuk menghadapi puasa di tahun 2023.
“Memang sama kita dengan teman teman Kepolisian bahwa intinya jangan sampai perekonomian ini terganggu. Baik itu ada pemborongan atau lain sebagainya agar supaya harganya bisa di kendalikan oleh mereka dan agar supaya masyarakat tidak susah mendapatkan beras,” ungkapnya.
“Ketika panen raya di beli murah dan di borong semua tapi harga makin tinggih,kan lucu itu.Harga petani rendah tapi harga pasaran masih tinggih, nah itu salah,” pungkasnya. (Zar/Red)




