CILEGON – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia, Muhadjir Effendy melakukan Kunjungan Kerja ke Kota Cilegon, tepatnya di tiga titik yakni di mess penjahit mukena di Komplek Taman Cilegon Indah, rumah Pak Maskun, dan di Balai Kelurahan Masigit, Jumat (12/03/2021).
Dengan menerapkan protokol kesehatan dan menjaga jarak dalam kunjungan kerjanya ini Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan yang didampingi Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy, Wali Kota Cilegon Helldy Agustian dan Wakil Wali Kota Cilegon Sanuji Pentamarta berdialog dengan Bidan Desa, Pendamping Desa, Kader Posyandu serta sejumlah keluarga yang anaknya mengalami stunting.
Berdasarkan angka di Provinsi Banten, anak yang mengalami stunting mencapai 23 persen. Dan angka tersebut masih dibawah rata-rata nasional yang mencapai angka 27 persen, sehingga diperkirakan dengan adanya wabah Covid-19 angka stunting mengalami kenaikan.
Dengan kondisi itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy meminta kepada Pemerintah Provinsi maupun Kabupaten/Kota saat ini tidak hanya terfokus pada penanganan Covid-19, sehingga mengabaikan kesehatan-kesehatan dasar termasuk stunting, tuberculisis atau TBC serta penyakit-penyakit menular lainnya seperti HIV.
“Kita meminta dalam penanganan penyakit harus ada penyeimbangan kembali dari penanganan Covid-19 dengan penanganan kesehatan dasar masyarakat, sehingga kedua hal itu jangan diabaikan. Jangan sampai penanganan kesehatan dasar masyarakat terabaikan karena fokus menangani Covid-19,” katanya.
Muhadjir Effendi mengaku, angka tertinggi stunting di Indonesia terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Timur atau NTT.
“Sesuai dengan arahan dari Presiden Joko Widodo. Dari 34 Provinsi di Indonesia, terdapat 8 Provinsi yang menjadi fokus utama penanganan stunting, karena angka stunting berada di angka 40 persen,” pungkasnya. (Dm)







