HARITA.ID – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Cilegon maksimalkan pengawasan serangan fajar atau money politik sampai H-1 hari pencoblosan menjelang pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Koordinator Penanganan Pelanggaran Sengketa Pemilu pada Bawaslu Kota Cilegon Eneng Nurbaeti mengungkapkan, pihaknya akan terus melakukan pengawasan Alat Peraga Kampanye (APK) bersama dengan Sentra Penegakan Hukum Terpadu (Gakumdu) di sepanjang jalan Kota Cilegon.
Hal tersebut menjadi tugasnya sebagai pengawasan pemilu, terkhusus, kata dia selain Bawaslu bersama Gakumdu melakukan pengawasan APK, dia bersama Gakumdu melakukan pengawasan di masa tenang menjelang hari pencoblosan pemilihan umum (Pemilu) 2024.
“Selain kami melakukan pengawasan patroli Alat Peraga Kampanye (APK), kami juga melakukan patroli pengawasan di masa tenang,” ujar Eneng dengan tegas, Senin 12 Febuari 2024.
Eneng menyebutkan, dari hasil pengawasan di masa tenang oleh rekan rekan Gakumdu, pihaknya juga menyasar tempat pemungutan suara (TPS) yang menurutnya rawan terjadi kecurangan pelanggaran Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
“Kami bersama tim Gakumdu, kejaksaan, serta kepolisian melakukan patroli pengawasan di Tempat Pemungutan Suara (TPS) rawan,” ungkap Eneng.
Ditegaskan Eneng, dari pengawasan yang sudah dilakukan semalam sampai subuh, ia juga mengawasi persoalan money politik atau politik uang atau sogok menyogok untuk memilih di Pemilu 2024.
“Insya Allah tadi malam juga kita sudah melakukan patroli pengawasan dimasa tenang mengenai money politik atau politik uang sampai jam 4 subuh dan semuanya aman,” paparnya.
Dari hasil pengawasan yang dilakukan Bawaslu dan Gakumdu, Eneng juga menyatakan dari seluruh TPS yang berada di delapan kecamatan menjadi potensi terjadinya kecurangan atau terjadinya serangan fajar maupun proses money politik.
Untuk itu, Eneng belum bisa menyampaikan lebih jelas wilayah mana saja yang menjadi rawan terjadinya kecurangan atau prosesi terjadinya serangan fajar maupun money politik.
“Yang rawan adapun yang rawan itu yang memang ada beberapa TPS disetiap kecamatan yang ada di Cilegon. Dan itu kami belum bisa memberikan informasi secara detail. Cuman yang jelas setiap kecamatan ada potensi terjadinya rawan serangan fajar di setiap panwascam atau setiap TPS yang berada di delapan (8) kecamatan Kota Cilegon,” ungkap Eneng.
Menurut Eneng, persoalan serangan fajar itu tergantung dari panitia yang mengemasnya, baik itu dilakukan pagi hari, siang hari, sore hari, bahkan malam pun bisa dikatakan sebagai serangan fajar.
Namun menurutnya, serangan fajar ini sebagai metodologinya saja yang tidak diketahui oleh masyarakat. Untuk itu, Eneng akan terus memaksimalkan melakukan pengawasan serangan fajar di seluruh TPS yang ada di Kota Cilegon.
“Cuman insya allah kami sudah maksimal kok sampai subuh kok kita sudah melakukan pengawasan di masa tenang. Dan Insya allah di H-1 pemungutan suara juga kita memaksimalkan lagi,” tandasnya. (Zar/Red)